Profil Pondok
Pondok Pesantren Budi Mulia
SMK IT Bina Pekerti merupakan sekolah yang Mengintegritas Pendidikan untuk melahirkan insan professional dan religius, yang cerdas dan mandiri
SMK IT Bina Pekerti didirikan tahun 2023 dengan sasaran sebagai pusat keunggulan dalam bidang pengembangan kemampuan peserta didik
Al-QUran dan Al-Hadist ditanamkan melalui pondok pesantren sehingga selain professional di bidangnya juga memiliki keimanan yang tinggi
SMK IT Bina Pekerti didukung oleh para pendidik yang berkompeten di bidangnya dan berpengalaman
“Menghasilkan Peserta Didik yang Profesional (kompeten dan mandiri) Religius dan berkarakter”
Meningkatkan Kerjasama dengan dunia kerja dan pemerintah daerah serta stakeholder lainnya untuk menyiapkan kurikulum sesuai tuntutan dunia kerja dan implementasinya dalam pembelajaran.
Memperkuat kemitraan antara Kemendikbudristek dan pemerintah daerah.
Memperkuat kualitas sumber daya manusia SMK untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja.
Memperkuat kompetensi keterampilan nonteknis (softskill) dan keterampilan teknis (hard skills) peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, serta mengembangkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek baik untuk pencapaian kompetensi maupun sofskills.
Mewujudkan perencanaan yang berbasis data melalui manajemen berbasis sekolah.
Meningkatkan efisiensi dan mengurangi kompleksitas pada sekolah dengan menggunakan platform digital.
Peningkatan sarana dan prasarana praktik belajar peserta didik yang berstandar dunia kerja.
Melaksanakan program pendidikan berkarakter yang kreatif dan inovatif
Nilai - Nilai Dasar Sekolah
Program Khusus SMK IT Bina Pekerti
Program Keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV)
SMK IT Bina Pekerti bertujuan mencetak siswa yang kompeten di bidang desain grafis, fotografi, videografi, ilustrasi, dan content creation untuk industri kreatif.
Keunggulan Program:
Konsentrasi Keahlian: Fokus pada desain komunikasi visual.
Tenaga Pengajar: Guru berpengalaman, bersertifikat nasional, dan telah mengikuti program magang.
Metode Pembelajaran:
Project-Based Learning dan Blended Learning menghasilkan karya aplikatif.
Pembiasaan disiplin dan public speaking.
Penerapan TEFA: Pembelajaran berbasis industri.
Kerja Sama Industri: Kolaborasi dengan industri kreatif di Tangerang dan sekitarnya.
Program ini mempersiapkan lulusan yang kreatif, profesional, dan siap kerja di dunia industri.
Kurikulum SMK IT Bina Pekerti
Deskripsi Kurikulum SMK IT Bina Pekerti
Prinsip Penyusunan KSP
Kurikulum SMK IT Bina Pekerti Kabupaten Tangerang dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Pengembangan kurikulum SMK IT Bina Pekerti Kabupaten Tangerang mengacu pada standar isi dan standar kelulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah. Kurikulum SMK IT Bina Pekerti Kabupaten Tangerang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan pendekatan yang memprioritaskan keragaman potensi, kebutuhan perkembangan, tahapan belajar, dan kepentingan setiap individu. Dalam pendekatan ini, guru dan sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik setiap siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimalnya. Dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, setiap tahapan penyusunan kurikulum operasional sekolah dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan mendukung perkembangan karakter siswa. Pendekatan ini memastikan bahwa proses pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan moral, sosial, dan emosional peserta didik, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat, berintegritas, dan siap berkontribusi positif dalam masyarakat umum.
Konstektual
Pembelajaran yang kontekstual merupakan pendekatan yang menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendekatan ini menekankan pentingnya relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, baik di dalam komunitas sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan mempertimbangkan karakteristik unik dari setiap satuan pendidikan, serta konteks sosial budaya setempat, pembelajaran kontekstual membantu siswa memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh dalam situasi sehari-hari. Selain itu, bagi siswa SMK, pembelajaran kontekstual yang terintegrasi dengan dunia kerja dan industri memastikan bahwa mereka memperoleh keterampilan praktis dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di pasar kerja. Dengan demikian, pembelajaran kontekstual tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang kompeten dan berdaya saing di dunia kerja.
Esensial
Kurikulum yang esensial adalah kurikulum yang menyertakan semua unsur informasi penting dan utama yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan di satuan pendidikan. Informasi ini harus tersedia dalam satu dokumen yang jelas dan mudah diakses, sehingga semua pihak yang terlibat dapat memahami dan menggunakan kurikulum tersebut secara efektif. Dokumen kurikulum harus ditulis dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, tanpa pengulangan atau kutipan yang berlebihan dari naskah lain. Dengan demikian, dokumen kurikulum menjadi sumber informasi yang komprehensif dan praktis, yang memandu pelaksanaan pembelajaran dan memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan, isi, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Akuntabel
Kurikulum yang akuntabel adalah kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan informasi yang aktual. Hal ini berarti bahwa semua keputusan dan kebijakan yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan kurikulum didasarkan pada data yang valid dan relevan, serta situasi nyata yang dihadapi oleh satuan pendidikan. Dengan pendekatan ini, kurikulum tidak hanya memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan, tetapi juga mencerminkan kebutuhan dan kondisi spesifik peserta didik, guru, dan lingkungan belajar. Akuntabilitas ini memastikan bahwa kurikulum dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, orang tua, guru, dan lembaga pengawas pendidikan, karena setiap aspeknya didukung oleh bukti yang konkret dan terpercaya.
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan, antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.